Foto; Ketua TPKBBL bersama Tim Biomassa dan Kaprodi Pendidikan Fisika

 

Bandar Lampung – Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti tanaman. Biomassa merupakan bentuk energi terbarukan karena diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi. Hal ini karena sumber utama biomassa (tumbuhan) berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh, serta limbahnya (dalam bentuk daun kering, cabang mati, dll) tersedia terus-menerus. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, selagi proses kehidupan ada pastinya sampah pun ada.

Dr. Yuberti, M.Pd. menyampaikan fenomena menggunungnya sampah baik organik maupun anorganik di lingkungan sekitar maupun di lingkungan kampus UIN Raden Intan harus menjadi perhatian utama.

“Ini harus ada action, siapa yang harus action? Ya warga kampus baik dosen maupun mahasiswa. Apalagi kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, itu akan lebih sempurna lagi.” ungkap Kaprodi Pendidikan Fisika tersebut.

Ia menambahkan, Prodi Pendidikan Fisika khususnya atau dari Prodi Sains baik Prodi Pendidikan Fisika dan Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan berperan aktif mengatasi masalah limbah. Diantaranya, untuk Prodi Fisika memanfaatkan limbah kering kampus yang kemudian dimanfaatkan menjadi bahan energi lain.

“Kembali lagi ke konsep energi bahwa energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, energi hanya bisa berubah bentuk.” jelas Dr. Yuberti.

Mengenai hal ini, Prodi Pendidikan Fisika bersama 15 mahasiswanya melakukan inovasi dengan merubah olahan sampah kering kampus menjadi menjadi sumber energi lain berupa Briket. Menurut Kaprodi Pendidikan Fisika, Briket bisa digunakan sebagai pengganti arang. Banyak kelebihan dari Briket yakni baranya lebih panas dan tahan lama serta tidak menghasilkan banyak asap.

“Proses pembuatannya pun cukup mudah, di UIN Raden Intan sendiri sudah memiliki bank sampah sehingga lebih memudahkan dalam pemilihan bahan karena di bank sampah sudah diklasifikasi jenis sampahnya. Setelah bahan dipilah, kemudian sampah kering tersebut dibakar lalu di saring/filter.” Terang Dr. Yuberti.

Setelah disaring, bahan yang sudah diolah kemudian dicetak dan dikeringkan selama 3-5 hari. (RS)