Membuat kursi menggunakan Ecobrick

Sampah plastik menjadi masalah serius di Indonesia. Pada musim penghujan seperti ini, sampah yang menumpuk di sungai menimbulkan potensi bencana banjir dan juga sampah yang tidak terkelola di lingkungan masyarakat bisa menjadi sumber berbagai penyakit serta menimbulkan bau yang tak sedap. Jalan keluar untuk permasalahan sampah sepertinya juga belum ada titik terang, setiap tahun jumlah sampah yang dihasilkan oleh manusia semakin meningkat sedangkan jumlah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sangat terbatas.

Ahmad Mughofar, M.Si., salah satu dosen Prodi Pendidikan Biologi menuturkan bahwa ecobrick adalah metode yang digunakan untuk mengurangi sampah plastik dengan menggunakan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik bersih hingga botol tersebut benar-benar keras dan padat untuk dijadikan berbagai kesenian seperti kursi, meja, atau yang lainnya. Ide pemanfaatan sampah ini dicetuskan oleh pasangan suami-istri yakni Russell Maier pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal Indonesia.

“Cara pembuatan Ecobrick ini dengan memotong-motong sampah plastik yang sebelumnya sudah dibersihkan kemudian dimasukan dalam wadah botol bekas air minum atau yang lainya. Sampah-sampah tersebut dipadatkan menggunakan stick dari kayu atau bambu. Untuk menambah nilai seni maka sampah plastik berwarna-warni yang dimasukan ke dalam botol disusun posisinya.” terang Pak Mugho sapaan akrabnya

Ia menambahkan, botol-botol yang sudah terisi sampah atau disebut dengan Ecobrick selanjutnya disusun/dirangkai dan direkatkan menggunakan lem untuk membuat kursi, meja atau barang-barang lainya. Selain itu bata-bata ecobrick juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan sebagaimana fungsi bata pada umumnya, tentu semua dilakukan dengan proses yang cukup lama dan butuh kesabaran.

“Ecobrick sangat ampuh untuk mengurangi jumlah sampah plastik, hasil praktek menunjukan dari satu kardus sampah plastik dapat dibuat menjadi 3 botol Ecobrick (botol teh dalam kemasan). Ecobrick mampu menjadi salah satu cara sederhana pengurangan sampah plastik yang terus diproduksi setiap hari sehingga sangat perlu untuk disosialisasikan.” Tutupnya (RS).