Foto: Tim PKD dan UKM Maharipal memberikan bantuan di lokasi bencana, Kelumbayan, Tanggamus. (Dok: Istimewa)

Tanggamus – UKM Maharipal UIN Raden Intan bersama Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Lampung kembali turun pada aksi kemanusiaan di Provinsi Lampung. Kali ini, PKD menyerahan bantuan kepada korban banjir bandang di Desa Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus.

Banjir yang terjadi pada, Rabu malam, 7 November 2018 tersebut menghantam 3 pekon. Menurut informasi yang didapat, setidaknya 114 rumah rusak berat, 174 rusak ringan, dan 22 rumah hancur tanpa bekas di terjang derasnya arus luapan air.

Pada kegiatan itu, UKM Maharipal yang merupakan salah satu anggota PKD turut mendelegasikan anggotanya. Ketua Umum Maharipal Miftahul Sobri menuturkan, Maharipal bukan hanya menugaskan anggotanya dalam penyerahan bantuan yang bersifat materil, namun juga moril.

“Kawan-kawan di lapangan telah diminta tidak hanya menyerahkan bantuan, namun juga memberikan sedikit tenaganya untuk bergotong royong dan bercengkrama dengan warga sekitar. Karena bantuan yang bersifat moril juga dibutuhkan oleh saudara-saudara kita,” tutur Sobri.

Sobri pun menyampaikan, saat ini sedang dilakukan penggalangan dana tahap kedua untuk turun kembali ke lokasi bencana. Tahap pertama, PKD telah turun selama sepekan, 12-17 November 2018. “Sekarang kami (Maharipal bersama PKD Lampung) sedang melakukan penggalangan dana untuk turun di tahap berikutnya,” tambahnya.

Selain itu, Sobri menjelaskan bahwa banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Tanggamus tersebut merupakan salah satu bentuk teguran untuk kita agar senantiasa menjaga kelestarian alam. Menurutnya kejadian alam bukan tanpa sebab.
“Dari sumber yang kami dapat, ada pengalihan fungsi lahan waduk menjadi pemukiman dan juga penebangan pohon yang dijadikan perumahan warga di bawah waduk. Kejadian ini tentu menjadi duka kita semua dan saya mengajak kepada semua elemen masyarakat mari jaga alam kita,” tutup Sobri.

Salah Satu anggota UKM Maharipal Ali Agustian mengatakan, lambatnya bantuan dari pemerintah juga menjadi keluhan bagi warga Kelumbayan. “Seorang Ketua RT setempat mengatakan, belum ada respon positif dari Pemerintah hingga kami sampai dilapangan (12/11), kami sebagai relawan tentu berharap bantuan itu datang secepat mungkin, sebab banyak sekali warga yang rumahnya tidak layak huni bahkan tidak lagi memiliki tempat tinggal,” pungkas Ali. (Rls/RS)